ASAP SELIMUTI RIAU
Kebakaran
terjadi lahan kebun kelapa sawit terlihat dari udara di Kabupaten Pelalawan,
Riau, Kamis (27/6). Kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau masih terjadi
setelah sepekan tanggap darurat asap diberlakukan.
REPUBLIKA.CO.ID,
PEKANBARU -- Sebanyak 25.438 warga di Pekanbaru, Riau terserang penyakit yang
disebabkan oleh asap kebakaran lahan dan hutan selama Februari 2014.
Data dari Dinas
Kesehatan Riau menunjukan jumlah warga sakit karena asap terus bertambah.
Jumlah pertambahannya rata-rata lebih 1.000 orang dalam sehari," kata
Kepala BPBD Riau Said Saqlul Amri kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.Ia
mengatakan, berdasarkan data dinas kesehatan, ada 22.411 warga terkena infeksi
saluran pernafasan atas (ISPA). Warga juga banyak menderita iritasi kulit yang
mencapai 1.141 orang, asma sebanyak 865 orang, iritasi mata 564 orang, dan
pneumonia 457 orang.Sebelumnya Pemprov Riau telah menetapkan status Tanggap
Darurat Asap terhitung sejak 26 Februari yang akan dievaluasi setiap dua pekan.
Dengan begitu, ia mengatakan seluruh warga Riau yang terkena ISPA akibat polusi
asap akan digratiskan biaya pengobatan di puskesmas dan rumah sakit daerah.
Berdasarkan alat
pengukuran kualitas udara, lanjutnya, indeks pencemaran udara di Pekanbaru di
dua titik mencapai angka 182 dan 280 Psi (pollutant standar index).
Kondisi polusi udara terparah berada di Kabupaten Siak karena dari tiga titik pengukuran indeks pencemaran selama tiga hari terakhir mencapai angka 500 Psi. "Indeks di atas 300 Psi itu artinya polusi udara sangat berbahaya," katanya.
Meski begitu, jumlah penderita ISPA tertinggi sebenarnya berada di Kabupaten Rokan Hilir yang mencapai 6.778 orang.
Kondisi polusi udara terparah berada di Kabupaten Siak karena dari tiga titik pengukuran indeks pencemaran selama tiga hari terakhir mencapai angka 500 Psi. "Indeks di atas 300 Psi itu artinya polusi udara sangat berbahaya," katanya.
Meski begitu, jumlah penderita ISPA tertinggi sebenarnya berada di Kabupaten Rokan Hilir yang mencapai 6.778 orang.
Pekanbaru, Kantor Wali Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, yang terletak di Jalan
Jenderal Sudirman, Rabu pagi, tampak diselimuti kabut asap pekat hingga
bangunan bertekstur adat Melayu itu nyaris "hilang" di kejauhan satu
kilometer.
Polusi kabut asap
juga menutupi ruang udara di kawasan perkotaan lainnya termasuk gedung-gedung
yang terletak berdekatan dengan kantor wali kota seperti Perpustakaan Wilayah
Soeman HS dan Kantor Gubernur Riau serta gadung Bank Tabungan Negara
(BTN).Namun aktivitas kerja di sejumlah kantor pemerintahan daerah dan
perusahaan perbankan tersebut masih berjalan lancar.
Sejumlah staf tampak mengenakan masker saata berada di luar gedung untuk mengantisipasi serangan penyakit akibat pencemaran udara tersebut.
Polusi kabut asap di Kota Pekanbaru telah berlangsung sejak beberapa pekan terakhir, ketika sejumlah wilayah di Riau terjadi kebakaran lahan yang hebat.
Analis Badan Mateorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, Kota Pekanbaru menjadi daerah pusat penumpukan kabut asap dampak dari kebakaran lahan di Riau.
Sejumlah staf tampak mengenakan masker saata berada di luar gedung untuk mengantisipasi serangan penyakit akibat pencemaran udara tersebut.
Polusi kabut asap di Kota Pekanbaru telah berlangsung sejak beberapa pekan terakhir, ketika sejumlah wilayah di Riau terjadi kebakaran lahan yang hebat.
Analis Badan Mateorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, Kota Pekanbaru menjadi daerah pusat penumpukan kabut asap dampak dari kebakaran lahan di Riau.
Bagi pengendara
bermotor pun di harapkan untuk menggunakan masker supaya dapat melindungi dari
bahaya asap yang telah menyebar kemana-mana, anak-anak yang masih di sekolahkan
juga di harapkan memakai masker supaya terhindar dari penyakit ISPA, maskeryang
bisa di beli juga nggak terlalu jauh, dan dapat dibeli di apotik-apotik,.
Walaupun
kondisi udara berbahaya, Dinas Pendidikan (Disdik) Siak tidak meliburkan
pelajar karena sebahagian orang tua banyak yang tidak setuju sekolah diliburkan
karena saat sekolah diburkan banyak anak-anak sekolah malah berbain dan
keluyuran.
"Orang tua murid banyak yang setuju sekolah tidak diliburkan, karena saat diliburkan banyak anak-anak bermain diluar rumah," .
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Siak Dr.R Toni Candra mengatakan bahwa, dengan kondisi udara berbahaya mencapai level tertinggi pada diagram batang ISPU, mereka telah memberikan rekomendasi ke Disdik untuk meliburkan anak-anak sekolah hingga kondisi udara membaik.
"Kita sudah memberikan rekomendasi ke Disdik untuk meliburkan anak-anak sekolah, karena saat ini kondisi udara mencapai 500 Pm dan berbahaya," ujar Dr.R Toni.
Selain itu Toni mengungkapkan bahwa, Diskes telah menebarkan maskes ke masyarakat dan ke sekolah-sekolah."Pihak Diskes sudah membagi-bagikan masker gratis ke masyarakat dan sekolah-sekolah," tambahnya.
Saat ini diungkapkan Toni, terhitung Diskes mendata sebanyak 2.899 kasus kesehatan yang disebabkan kabut asap. Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) paling banyak.
Daerah Riau menetapkan 24 tersangka pembakar lahan di sejumlah wilayah. Namun sejauh ini belum ada tersangka yang berasal dari perusahaan.
"Semua tersangka saat ini ditangani kepolisian resor setempat untuk pemeriksaan," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo kepada Tempo hari ini.
Menurut Guntur, kebanyakan tersangka tertangkap tangan saat membakar lahan untuk dijadikan perkebunan. Namun lahan yang dibakar itu justru merembet ke lahan lainnya sehingga api terus meluas.
Dalam kasus pembakaran lahan ini, kata Guntur, Polres Indragiri Hilir dan Polres Meranti masing-masing menangani dua tersangka. Adapun Polresta Pekanbaru, Polres Siak, dan Polres Dumai masing-masing menangani satu tersangka. Sedangkan Polres Pelalawan menangani empat tersangka, Polres Bengkalis menahan delapan tersangka, dan Polres Rokan Hilir memproses lima tersangka.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebutkan satelit Terra dan Aqua mendeteksi 145 titik api di Riau. Jumlah ini menurun drastis dibanding hari sebelumnya, 1.234 titik api. "Titik api tersebut menurut pantauan satelit pukul 05.00 pagi tadi," kata analis dari BMKG Pekanbaru, Ardhitama, kepada Tempo.
Menurut Ardhitama, titik api terbanyak masih terdapat di Bengkalis, yaitu 117 titik, lalu disusul Dumai (16), Rokan Hilir (10), Meranti (1), dan Pelalawan (1). Dia memperkirakan wilayah Riau masih diliputi cuaca cerah berawan disertai kabut asap. "Potensi hujan minim," ujarnya.
kebakaran juga mengakibatkan penerbangan di bendara pekan baru di batalkan, kebakaran di perkirakan 1.234 titit, yang berada di seluruh pekan baru-riau.Pemerintah Provinsi Riau menyatakan bahwa bencana kabut asap dinaikan statusnya menjadi darurat, dimana sebelumnya berstatus waspada.
Keputusan status darurat ini diambil setelah satuan tugas pemadam kebakaran hutan dan lahan sudah tidak mampu lagi menanganinya.
"Pada intinya kita sudah menyerah menangani kebakaran asap ini. Dan kita meminta bantuan ke Pemerintah Pusat untuk menangani kebakaran hutan dan lahan di Riau," kata Kepala Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Riau Said Saqlul Amri Rabu (26/2/2014).
Status darurat asap di Riau ini sendiri berlaku mulai hari ini sampai 14 hari ke depan.
Sementara itu Gubernur Riau Annas Maamun menyatakan, terkait status darurat asap, pihaknya hari ini melayangkan surat itu kepada pemerintah pusat.
"Orang tua murid banyak yang setuju sekolah tidak diliburkan, karena saat diliburkan banyak anak-anak bermain diluar rumah," .
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Siak Dr.R Toni Candra mengatakan bahwa, dengan kondisi udara berbahaya mencapai level tertinggi pada diagram batang ISPU, mereka telah memberikan rekomendasi ke Disdik untuk meliburkan anak-anak sekolah hingga kondisi udara membaik.
"Kita sudah memberikan rekomendasi ke Disdik untuk meliburkan anak-anak sekolah, karena saat ini kondisi udara mencapai 500 Pm dan berbahaya," ujar Dr.R Toni.
Selain itu Toni mengungkapkan bahwa, Diskes telah menebarkan maskes ke masyarakat dan ke sekolah-sekolah."Pihak Diskes sudah membagi-bagikan masker gratis ke masyarakat dan sekolah-sekolah," tambahnya.
Saat ini diungkapkan Toni, terhitung Diskes mendata sebanyak 2.899 kasus kesehatan yang disebabkan kabut asap. Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) paling banyak.
Daerah Riau menetapkan 24 tersangka pembakar lahan di sejumlah wilayah. Namun sejauh ini belum ada tersangka yang berasal dari perusahaan.
"Semua tersangka saat ini ditangani kepolisian resor setempat untuk pemeriksaan," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo kepada Tempo hari ini.
Menurut Guntur, kebanyakan tersangka tertangkap tangan saat membakar lahan untuk dijadikan perkebunan. Namun lahan yang dibakar itu justru merembet ke lahan lainnya sehingga api terus meluas.
Dalam kasus pembakaran lahan ini, kata Guntur, Polres Indragiri Hilir dan Polres Meranti masing-masing menangani dua tersangka. Adapun Polresta Pekanbaru, Polres Siak, dan Polres Dumai masing-masing menangani satu tersangka. Sedangkan Polres Pelalawan menangani empat tersangka, Polres Bengkalis menahan delapan tersangka, dan Polres Rokan Hilir memproses lima tersangka.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebutkan satelit Terra dan Aqua mendeteksi 145 titik api di Riau. Jumlah ini menurun drastis dibanding hari sebelumnya, 1.234 titik api. "Titik api tersebut menurut pantauan satelit pukul 05.00 pagi tadi," kata analis dari BMKG Pekanbaru, Ardhitama, kepada Tempo.
Menurut Ardhitama, titik api terbanyak masih terdapat di Bengkalis, yaitu 117 titik, lalu disusul Dumai (16), Rokan Hilir (10), Meranti (1), dan Pelalawan (1). Dia memperkirakan wilayah Riau masih diliputi cuaca cerah berawan disertai kabut asap. "Potensi hujan minim," ujarnya.
kebakaran juga mengakibatkan penerbangan di bendara pekan baru di batalkan, kebakaran di perkirakan 1.234 titit, yang berada di seluruh pekan baru-riau.Pemerintah Provinsi Riau menyatakan bahwa bencana kabut asap dinaikan statusnya menjadi darurat, dimana sebelumnya berstatus waspada.
Keputusan status darurat ini diambil setelah satuan tugas pemadam kebakaran hutan dan lahan sudah tidak mampu lagi menanganinya.
"Pada intinya kita sudah menyerah menangani kebakaran asap ini. Dan kita meminta bantuan ke Pemerintah Pusat untuk menangani kebakaran hutan dan lahan di Riau," kata Kepala Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Riau Said Saqlul Amri Rabu (26/2/2014).
Status darurat asap di Riau ini sendiri berlaku mulai hari ini sampai 14 hari ke depan.
Sementara itu Gubernur Riau Annas Maamun menyatakan, terkait status darurat asap, pihaknya hari ini melayangkan surat itu kepada pemerintah pusat.
By. Roy Happy Malau
IX.9
tanggal pengiriman : 27 februari 2014
waktu pengiriman : 20.40 Pm