Selasa, 25 Februari 2014

Mandalamekar Desa Berwawasan Lingkungan


Banyak orang menyatakan bahwa saat ini kita tengah menghadapi yang namanya pemanasan global atau global warming dalam bahasa kerennya. Banyak kalangan beropini tentang bahaya yang dapat ditimbulkan dari dampak pemanasan global ini. Tapi rasanya semua masih dalam batas opini, pendapat dan anjuran semata untuk mengurangi atau bahkan menghindari dampak dari pemanasan global ini, sedangkan tindakan atau implementasi di lapangan bisa dikatakan masih jauh dari harapan.
Semua boleh beropini, semua boleh berkampanye tentang hal ini bahkan harus. Namun yang jauh lebih penting adalah tindakan nyata dalam mencegah dampak pemanasan global tersebut. salah satu cara yang paling banyak dikampanyekan adalah dengan menanam pohon, bahkan Departemen Kehutanan membuat kampanye dengan jargon “One man One tree” (satu orang satu pohon). Kampanye ini dimaksudkan agar ada aware dari masyarakat agar mau membantu pemerintah dalam mencegah efek lebih besar dari pemanasan
Tak banyak pemerintah di pedesaan yang paham dan mengerti tentang apa itu global warming, apa dampaknya dan bagaimana cara menanggulanginya? Disebuah desa terpencil yang tak pernah diperhatikan oleh pemerintah Kabupaten terlebih oleh pemerintah Provinsi dan Pusat, apa yang saat ini sedang banyak dikampanyekan diberbagai media tentang pencegahan pemanasan global sudah lama dilakukan oleh masyarakat di desa tersebut.
Desa tersebut bernama Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya – Jawa Barat. Desa ini memiliki sebuah program reboisasi atau penghijauan massal dan berkesinambungan, untuk merealisasikannya Tokoh Masyarakat membuat sebuah naungan berupa paguyuban dengan nama “Mitra Alam Munggaran”, diharapkan dengan adanya paguyuban ini semua program yang ada dapat terealisasi dan terarah.
Program Unggulan Penghijauan ini di mulai dengan membuat persemaian untuk benih, dan mempersiapkan lahan/ tanah desa yang tidak tergarap untuk ditanami. Yang menjadi fokus utama adalah lahan kosong di Karang Soak dan Pasir Salam, selain untuk ditanami kedua lahan didaerah ini juga nantinya akan dijadikan sebagai objek Agro wisata dan wisata alam serta Outbond.
Karena tanpa disadarai di kedua lahan tersebut begitu banyak potensi wisata yang tersimpan, seperti Air Terjun dan Gua-gua. Dalam merealisasikan program ini pemerintah desa tidak bekerja sendiri karena selain didukung paguyuban Mitra Alam Munggaran, mereka juga didukung oleh segenap masyarakat dan beberapa sekolah yang ada di desa tersebut.
Program yang sudah dimulai sejak setahun yang lalu ini, hingga sekarang sudah menanam lebih dari 5000 pohon, adapun pohon yang ditanam antara lain Pohon Picung, Pohon Karet dan Pohon Jati. Pohon-pohon tersebut diyakini memiliki ketahanan terhadap hama dan bisa menyerap air. Program Penghijauan yang digagas ini selain untuk menceag pemanasan global, juga untuk mencegah terjadinya longsor dan krisis air di masa depan. Disamping itu, hutan-hutan yang ditanami diharapkan bisa menjadi daerah resapan air dan menjadi sumber mata air bagi kelangsungan masyarakat sekitar yang sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani.
Semoga saja kesadaran kecil dari desa yang terpencil ini, bisa menggugah, bisa menjadi contoh bagi Desa yang lain bahwa dalam membangun kita tidak perlu selalu menunggu uluran tangan dari pemerintah. Inisiatif dan partisipasi masyarakat lokal akan jauh lebih bisa dirasakan hasil dan manfaatnya, karena jika kita hanya menunggu uluran tangan dari pemerintah entah tahun berapa kita bisa bangkit. Dimulai dari hal kecil yang dilaksanakan secara konsisten. 
sumber : http://denisuryana.wordpress.com/2009/12/04/mandalamekar-desa-berwawasan-lingkungan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selasa, 25 Februari 2014

Mandalamekar Desa Berwawasan Lingkungan


Banyak orang menyatakan bahwa saat ini kita tengah menghadapi yang namanya pemanasan global atau global warming dalam bahasa kerennya. Banyak kalangan beropini tentang bahaya yang dapat ditimbulkan dari dampak pemanasan global ini. Tapi rasanya semua masih dalam batas opini, pendapat dan anjuran semata untuk mengurangi atau bahkan menghindari dampak dari pemanasan global ini, sedangkan tindakan atau implementasi di lapangan bisa dikatakan masih jauh dari harapan.
Semua boleh beropini, semua boleh berkampanye tentang hal ini bahkan harus. Namun yang jauh lebih penting adalah tindakan nyata dalam mencegah dampak pemanasan global tersebut. salah satu cara yang paling banyak dikampanyekan adalah dengan menanam pohon, bahkan Departemen Kehutanan membuat kampanye dengan jargon “One man One tree” (satu orang satu pohon). Kampanye ini dimaksudkan agar ada aware dari masyarakat agar mau membantu pemerintah dalam mencegah efek lebih besar dari pemanasan
Tak banyak pemerintah di pedesaan yang paham dan mengerti tentang apa itu global warming, apa dampaknya dan bagaimana cara menanggulanginya? Disebuah desa terpencil yang tak pernah diperhatikan oleh pemerintah Kabupaten terlebih oleh pemerintah Provinsi dan Pusat, apa yang saat ini sedang banyak dikampanyekan diberbagai media tentang pencegahan pemanasan global sudah lama dilakukan oleh masyarakat di desa tersebut.
Desa tersebut bernama Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya – Jawa Barat. Desa ini memiliki sebuah program reboisasi atau penghijauan massal dan berkesinambungan, untuk merealisasikannya Tokoh Masyarakat membuat sebuah naungan berupa paguyuban dengan nama “Mitra Alam Munggaran”, diharapkan dengan adanya paguyuban ini semua program yang ada dapat terealisasi dan terarah.
Program Unggulan Penghijauan ini di mulai dengan membuat persemaian untuk benih, dan mempersiapkan lahan/ tanah desa yang tidak tergarap untuk ditanami. Yang menjadi fokus utama adalah lahan kosong di Karang Soak dan Pasir Salam, selain untuk ditanami kedua lahan didaerah ini juga nantinya akan dijadikan sebagai objek Agro wisata dan wisata alam serta Outbond.
Karena tanpa disadarai di kedua lahan tersebut begitu banyak potensi wisata yang tersimpan, seperti Air Terjun dan Gua-gua. Dalam merealisasikan program ini pemerintah desa tidak bekerja sendiri karena selain didukung paguyuban Mitra Alam Munggaran, mereka juga didukung oleh segenap masyarakat dan beberapa sekolah yang ada di desa tersebut.
Program yang sudah dimulai sejak setahun yang lalu ini, hingga sekarang sudah menanam lebih dari 5000 pohon, adapun pohon yang ditanam antara lain Pohon Picung, Pohon Karet dan Pohon Jati. Pohon-pohon tersebut diyakini memiliki ketahanan terhadap hama dan bisa menyerap air. Program Penghijauan yang digagas ini selain untuk menceag pemanasan global, juga untuk mencegah terjadinya longsor dan krisis air di masa depan. Disamping itu, hutan-hutan yang ditanami diharapkan bisa menjadi daerah resapan air dan menjadi sumber mata air bagi kelangsungan masyarakat sekitar yang sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani.
Semoga saja kesadaran kecil dari desa yang terpencil ini, bisa menggugah, bisa menjadi contoh bagi Desa yang lain bahwa dalam membangun kita tidak perlu selalu menunggu uluran tangan dari pemerintah. Inisiatif dan partisipasi masyarakat lokal akan jauh lebih bisa dirasakan hasil dan manfaatnya, karena jika kita hanya menunggu uluran tangan dari pemerintah entah tahun berapa kita bisa bangkit. Dimulai dari hal kecil yang dilaksanakan secara konsisten. 
sumber : http://denisuryana.wordpress.com/2009/12/04/mandalamekar-desa-berwawasan-lingkungan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar