Rabu, 19 Februari 2014

Pohon adalah penyangga langit, Dan sebagai tiang kehidupan, Apabila pohon rusak, Maka langit akan runtuh,
Dan akan menghancurkan kehidupanKata-kata di atas adalah cuplikan pepatah Indian di pedalaman Amerika Latin. Mereka percaya bahwa pohon adalah tiang langit, tiang bagi kehidupan. Ketika pohon hilang atau rusak, maka langit pun akan runtuh.
Kini sudah menjadi kenyataan. Ketika pohon semakin hilang, hutan semakin rusak dan lahan kritis semakin meluas, maka bencana pun datang silih berganti. Langit di kutub ’runtuh’ atau berlubang sehingga sinar ultra violet dari matahari mengancam kehidupan. Bumi semakin panas dan es di kutub mencair. Maka, lengkap sudah bencana lingkungan yang menerpa umat manusia.
Lingkungan hidup di sekitar kita semakin rusak dan menurun kualitasnya, bencana silih berganti. Di daerah hulu pedesaan, di mana daerah tangkapan hujan semakin sempit, air yang turun dari langit terus mengalir ke sungai tanpa ada kesempatan untuk meresap ke dalam tanah. Akhirnya, manusia yang tinggal di hilir menuai bencana banjir di musim hujan, atau kekurangan air di saat kemarau.
Hutan kita sebagai penyaring gas karbon dan penghasil oksigen, juga semakin habis sehingga tercipta efek rumah kaca, dan bumi pun semakin gerah. Namun kita masih bisa berbuat, masih bisa bertindak untuk menyelamatkan lingkungan di sekitar kita, untuk mengulur waktu kehancuran, untuk mengurangi bencana yang terus menerpa. Lantas perbaikan-perbaikan apa yang dapat kita lakukan pada lingkungan di sekitar kita.
Lahan kritis di sekitar kita terus bertambah seirama dengan perkembangan ekonomi dan pertambahan jumlah penduduk. Menurut laporan Bank Dunia, hanya dalam waktu 12 tahun (1985–1998) Sulawesi telah kehilangan 2,2 juta hektar atau sekitar 20 % dari total hutan yang ada.
Untuk mengatasi persoalan lahan kritis ini, ada dua kegiatan yang bisa diakukan kelompok masyarakat di dalam program PNPM Lingkungan Pedesaan Mandiri ini, yaitu:
  • Penghijauan
  • Agroforestry
Perbaikan lahan kritis di daerah perbukitan atau resapan air dapat dilakukan bersama dengan semua komponen masyarakat, Untuk daerah perbukitan sebaiknya dibuat juga teras siring untuk mengurangi erosi

sumber : http://desakuhijau.org/penghijauan-lingkungan-perdesaan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rabu, 19 Februari 2014

Pohon adalah penyangga langit, Dan sebagai tiang kehidupan, Apabila pohon rusak, Maka langit akan runtuh,
Dan akan menghancurkan kehidupanKata-kata di atas adalah cuplikan pepatah Indian di pedalaman Amerika Latin. Mereka percaya bahwa pohon adalah tiang langit, tiang bagi kehidupan. Ketika pohon hilang atau rusak, maka langit pun akan runtuh.
Kini sudah menjadi kenyataan. Ketika pohon semakin hilang, hutan semakin rusak dan lahan kritis semakin meluas, maka bencana pun datang silih berganti. Langit di kutub ’runtuh’ atau berlubang sehingga sinar ultra violet dari matahari mengancam kehidupan. Bumi semakin panas dan es di kutub mencair. Maka, lengkap sudah bencana lingkungan yang menerpa umat manusia.
Lingkungan hidup di sekitar kita semakin rusak dan menurun kualitasnya, bencana silih berganti. Di daerah hulu pedesaan, di mana daerah tangkapan hujan semakin sempit, air yang turun dari langit terus mengalir ke sungai tanpa ada kesempatan untuk meresap ke dalam tanah. Akhirnya, manusia yang tinggal di hilir menuai bencana banjir di musim hujan, atau kekurangan air di saat kemarau.
Hutan kita sebagai penyaring gas karbon dan penghasil oksigen, juga semakin habis sehingga tercipta efek rumah kaca, dan bumi pun semakin gerah. Namun kita masih bisa berbuat, masih bisa bertindak untuk menyelamatkan lingkungan di sekitar kita, untuk mengulur waktu kehancuran, untuk mengurangi bencana yang terus menerpa. Lantas perbaikan-perbaikan apa yang dapat kita lakukan pada lingkungan di sekitar kita.
Lahan kritis di sekitar kita terus bertambah seirama dengan perkembangan ekonomi dan pertambahan jumlah penduduk. Menurut laporan Bank Dunia, hanya dalam waktu 12 tahun (1985–1998) Sulawesi telah kehilangan 2,2 juta hektar atau sekitar 20 % dari total hutan yang ada.
Untuk mengatasi persoalan lahan kritis ini, ada dua kegiatan yang bisa diakukan kelompok masyarakat di dalam program PNPM Lingkungan Pedesaan Mandiri ini, yaitu:
  • Penghijauan
  • Agroforestry
Perbaikan lahan kritis di daerah perbukitan atau resapan air dapat dilakukan bersama dengan semua komponen masyarakat, Untuk daerah perbukitan sebaiknya dibuat juga teras siring untuk mengurangi erosi

sumber : http://desakuhijau.org/penghijauan-lingkungan-perdesaan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar